Menteri ESDM: Anak Bangsa Mampu Operasikan Proyek Modern dan Strategis Hulu Migas

By Admin

nusakini.com--Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meninjau Kilang Liquid Natural Gas (LNG) Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, Kamis (9/2) dan Jumat (10/2). Kunjungan ini dilakukan untuk mengawasi langsung perkembangan proyek pembangunan Kilang LNG Tangguh Train 3.

Keputusan Final Investasi (Final Investment Decision/FID) Tangguh Train 3 telah disetujui Pemerintah pada 1 Juli 2016 lalu. Proyek ini akan menambah train LNG baru, yang akan beroperasi pada tahun 2020, berkapasitas 3,5 juta ton pertahun (metric ton per annum/mtpa), sehingga akan meningkatkan kapasitas total Tangguh LNG menjadi 11,4 mtpa. 

Dari train baru tersebut, 75% produksi LNG akan dialokasikan untuk dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang dapat menghasilkan 3.000 MW listrik untuk Indonesia. Di samping itu, Tangguh Train 3 diproyeksikan akan memasok 4+4 MW listrik kepada PLN untuk penduduk di sekitar Kilang Tangguh LNG dan berkomitmen untuk penjualan gas hingga 20 mmscfd demi memenuhi 50% kebutuhan listrik di provinsi Papua Barat.  

Menteri Jonan, dalam sambutannya berpesan supaya operasi Kilang LNG Tangguh dapat tetap berjalan secara efisien. “Saat ini, pekerjaan BP Indonesia di hulu sangat produktif dan efisien. Saya menganjurkan bahwa masa depan industri ini adalah efisiensi. Mau menggunakan teknologi apapun ya terserah perusahaan, tetapi the future is efficiency,” tuturnya.  

Saat ini proyek ekspansi Kilang LNG Tangguh Train 3 sedang berlangsung. Pekerjaan awal proyek ini terdiri dari pengerjaan fasilitas pendukung, yaitu tempat tinggal kontraktor. Mobilisasi personil kontraktor pun telah dimulai dan ditargetkan adanya penambahan jumlah personil sebanyak 4.000 orang di Kilang Tangguh pada akhir tahun ini.  

Menteri Jonan pun mengatakan supaya masyarakat setempat dapat diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan Kilang LNG Tangguh. “Kepada BP Tangguh supaya semua proses bisnis bisa mengajak masyarakat sekitar. Saya anjurkan supaya konsep eksklusifitas dalam proses bisnis mulai dihapus, sehingga masyarakat setempat bisa menjadi bagian dari kegiatan ini,” ujarnya.  

Per September 2016, 1.144 orang atau 57,7% tenaga kerja di Tangguh LNG berasal dari Papua. Dari jumlah tersebut 86 orang bekerja di tingkat supervisor atau manajer, dan 261 orang asal Papua bekerja sebagai tenaga kerja terlatih. Pada tahun 2029, proyek ini berkomitmen akan memenuhi target 85% karyawan berasal dari Papua.  

Kepada Menteri Jonan Presiden Direktur BP Indonesia Christina Verchere mengungkapkan bahwa pihaknya sangat gembira dengan kunjungan Menteri ESDM ke Proyek Kilang LNG Tangguh.

“Kunjungan ini sangat berarti besar bagi kelanjutan operasi proyek ekspansi Kilang Tangguh, Pemerintah Daerah, dan masyarakat lokal. Tangguh memiliki peran yang strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi di Papua Barat dan Indonesia. Tangguh bercita-cita untuk tetap menjadi mitra yang strategis bagi Indonesia dan masyarakat lokal di tempat kami beroperasi. Melalui kunjungan ini, kami berharap Menteri Jonan dapat mendukung kelanjutan proyek yang sangat strategis ini,” ungkapnya. 

Dalam kesempatan itu, Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw pun berharap agar investasi di BP Tangguh ini dapat berjalan lancar dan diikuti oleh investasi-investasi lainnya. “Masyarakat adat di Teluk Bintuni menyampaikan terima kasih karena telah diberi ruang untuk ikut berpartisipasi,” ucapnya.  

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Jonan meninjau fasilitas di Kilang LNG Tangguh. Fasilitas tersebut antara lain Main Control Building, yakni tempat untuk mengoperasikan dan memantau performa pabrik LNG; Onshore Receiving Facility (ORF), yakni fasilitas penerimaan gas pertama setelah dialirkan dari platform di tengah laut; Heat Exchanger, fasilitas pendinginan gas menjadi LNG; Lokasi Train 3; dan Tangguh Substation, yaitu fasilitas untuk mengalirkan listrik ke PLN. “Adanya Kilang LNG Tangguh merupakan bukti pentingnya penggunaan gas sebagai energi prioritas,” tutur Menteri ESDM.  

Kilang LNG Tangguh dioperasikan oleh BP sebagai kontraktor mitra utama SKK Migas. Selain BP, 6 kontraktor lain yang digandeng BP adalah MI Berau BV, CNOOC Muturi Ltd, Nippon Oil Exploration Ltd, KG Berau/KG Wiriagar, Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc, dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd. (p/ab)